Ceritanya tentang bapak2 lulusan
universitas favorit di bandung, awalnya ia adalah orang yang awam tentang agama
lalu dia mencari dan mengkaji agama di banyak tempat. Ia pun sempat menjadi
orang yang alim, setelah bertahun-tahun tidak bertemu dia berbincang dengan
saya, awalnya tentang tokoh ulama, akhirnya kita berbincang tentang al-qur’an
“ah, itu mah hanya pemikiran Muhammad yang dibukukan” jawab sang bapak dengan yakin
“ah, itu mah hanya pemikiran Muhammad yang dibukukan” jawab sang bapak dengan yakin
“oh begitu, kalau begitu bagaimana dengan
surga dan neraka?”
“itu adalah hal yang tidak ada”
“lalu, setelah kita meninggal, akan kemana
kita?”
“ya kalau meninggal selesailah segala
perkara, kematian adalah akhir”
“lalu bagaimana menjelaskan tentang
penciptaan kita?”
“itu kan alamiah, terjadi dengan proses alami”
“itu kan alamiah, terjadi dengan proses alami”
Kalau anda ada di posisi saya, apa yang
akan anda katakan untuk meyakinkan bapak itu bahwa ada Allah, ada Akhirat,
sesuai dengan apa yang anda yakini? Sedangkan kepada keterangan Allah saja dia
sudah tidak percaya.
---------------------------------itu lah awalan yang saya dapat dalam obrolan hari ini-----------------------------------
---------------------------------itu lah awalan yang saya dapat dalam obrolan hari ini-----------------------------------
Bingung kan jadinya, mulai lah mikir.. mau
dikasih ayat qur’an sudah tidak percaya, dikasih logika, dia logika nya lebih
kuat, pertanyaan dan pernyataan saya selalu terbantahkan..
Karena tidak ada yang bisa menjawab, maka
dijawab oleh yang memberi pertanyaan
-----------------------------------------------------jawabannya
adalah------------------------------------------------------------
Cobalah kita pikirkan tentang pesawat jet.
Apakah ada yang menciptakannya? apa kah yang menciptakan pesawat jet itu dengan cara simsalabim, atau berproses? Pasti
memerlukan proses, misalnya, untuk membuat jok nya saja, butuh bahan-bahan
seperti logam, busa, kulit, benang, dll. Berarti untuk membuat jok saja butuh
orang yang membuat logam, busa, dll. Sekarang kita sorot logamnya saja. Logam
itu berasal dari mana? Misalnya kita sorot logam besinya saja, besi berasal
dari alam kan, unsur Fe, dalam atom Fe ada inti atom dan kulit atom, dalam inti
atom ada proton dan neutron, lalu proton berasal dari mana?? (hayo jawab)
Jika kita menuhankan logika, harusnya semua
ada mulanya, ada sebabnya. Tidak mungkin berhenti pada sesuatu yang tidak ada
sebabnya. Kalau begitu, silakan jawab proton itu dari mana???
Dia lah Allah yang menciptakan
(meng-ada-kan apa yang sebelumnya tidak ada).
Manusia tidak bisa menciptakan apapun, bahkan orang yg ahli tidak mau
disebut pencipta, mereka maunya disebut penemu, karena mereka memang tidak
menciptakan apapun, mereka hanya menemukan lalu memanfaatkan apa yang Allah
ciptakan, lalu mengubahnya menjadi sesuatu yang baru.
“Allah lah yang meninggikan langit tanpa
tiang (sebagaimana) yang kamu lihat. Kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arasy, dan
menundukan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu” (13:2)
Dari ayat itu, jika kita balik kalimatnya,
maka akan berbunyi seperti ini, agar kamu meyakini pertemuan(mu) dengan
tuhanmu, maka Tuhanmu meninggikan langit tanpa tiang….. (loh apa hubungannya
pertemuan dengan Tuhan dengan meninggikan langit?)
Ini tuh apa? (nunjuk ke atap rumah)
Atap (jawab saya)
Fungsinya apa?
Melindungi apa yang ada dibawahnya
Kalau misalnya hujan apa yang kita lakukan?
Berteduh kan? Lalu apa yang kita cari? Atap kan? Begitu pentingnya atap sampai
org gila pun menyadari pentingnya atap, misalnya, orang gila tidur, pasti dia
lebih memilih tidur di bawah atap kan, tidak di tengah jalan.
Kalau kita berpikir itulah penting nya
langit bagi kita yang selanjutnya diketahui sebagai atmosfer. Yang melindungi bumi dari jatuhan benda-benda
langit. Bedanya jika atap rumah hanya melindungi isi rumah, kalau langit
melindungi bumi dan isinya. Dan Allah
meninggikannya tanpa tiang. Adakah manusia yang bisa membuat atap tanpa tiang??
Lalu? Apa hubangan nya dengan pertemuan
dengan tuhan tadi?
Nah sekarang jika orang yang mengingkari
pertemuan dengan Allah, coba pikirkan ini Adakah yang hidup hingga 200 tahun?
Tentunya tidak ada. Jadi, orang yang merasa akan hidup terus, sungguh tidak
punya logika.
“Dan dialah Tuhan yang membentangkan bumi
dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya
semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang memikirkan.” (13:3)
Coba pikirkan, Allah lah yang menutupkan
malam kepada siang.. sejak ribuan tahun
sebelum masehi sampai sekarang masih saja seperti itu (pergiliran siang dan
malam).. (subhanallah J)
“Dan dibumi ini terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang
bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan
sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang berpikir.” (13:4)
Coba apakah ada keilmuan yang bisa menjelas
kan misalnya kurma yang ditanam pada tanah yang sama, disiram dengan air yang
sama, namun ada pohon kurma yang bercabang adapula yang tidak, atau ketika
petani menggemburkan tanah lalu menanam biji jagung, lalu disiram, lalu tumbuh
apakah yang tumbuh hanya pohon jagung? Tidak kan, ada rumput yang tumbuh, dll.
Siapa yang menumbuhkan? Lalu ketika jagung itu tumbuh, dalam satu pohon saja,
apakah menghasilkan jumlah biji yang sama? (pasti tidak) mengapa? Padahal
berasal dari satu pohon? Tanah yang sama? Air yang sama? (ayo jawab!) heran
tidak? Ayo kita jawab keheranan kita.
“Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan,
maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka: ‘apabila kami telah menjadi
tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi bentuk yang baru?’
Orang-orang itulah yang kafir kepada tuhannya; dan orang-orang itulah yang
(yang dilekatkan) belenggu dilehernya; mereka itulah penghuni neraka, mereka
kekal didalamnya.” (13:5)
Jika kita mengheran kan hal diatas (mengapa
tumbuhan yang tumbuh diatas tanah yang sama air yang sama tapi hasil tumbuhnya
berbeda), maka yang lebih patut kita herankan adalah orang yang menganggap
bahwa setelah mati kita tidak akan hidup
lagi, sehingga mereka bertanya “apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami
sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi bentuk yang baru?”
Mari kita jawab dengan logika terlebih
dahulu, pernah melihat pohon yang ditebang? Setelah di tebang ia mati kan?
Namun kenapa masih tumbuh tunas? Yang nanti akan menjadi seperti pohon yang
mati tersebut namun dalam bentuk yang lain (tidak identik) walaupun tanpa
melewati perkawinan (tidak ada pecampuran gen, namun tetap tidak identik dengan
induknya). Jadi sangat memungkin kan Allah menghidupkan apa yang sebelumnya
mati.
Sekarang
bagaimana? Masih kah kita menganngap diri kita tidak ada penciptanya? Masihkah
kita menganggap tidak akan kembali kepada yang menciptakan kita, padahal secara logika saja, sesuatu itu ada karena ada yang
mengadakan.
“Hai Manusia, Sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan mu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa” (2:21)
Kalau kita merasa ada yang menciptakan,
maka sembahlah pencipta kita, sembahlah Ia
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezeki untuk mu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
padahal kamu mengetahui” (2:22)
Ingat lah bumi ini hanya setitik debu, coba
kita lihat galaksi kita, bima sakti, galaksi adalah planet2 yang berputar pada
satu pusat, yaitu bintang, dan matahari adalah bintang dari galaksi bima sakti.
Jika kita lihat ke langit ada berapa bintang? (banyak) sebanyak itu lah galaksi
yang ada di jagad raya, itu baru langit pertama, yang Allah ceritakan dalam
Qur’an dihiasi bintang-bintang. Belum langit kedua, ketiga, keempat, sampai ke
tujuh.
(subhanallah J
beruntunglah orang-orang yang berpikir)