Kubaca Firman Persaudaraan 
Ketika kubaca firmanNya, "Sungguh Tiap Mukmin bersaudara"
aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu dirisaukan 
tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman 

aku ingat pertemuan pertama kita, Ukhti  sayang 
dalam dua detik, dua detik saja
aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
itu lah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat 

ya, ku baca lagi firmanNya. "Sungguh tiap mukmin bersaudara"
aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan 

karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh 
saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan 
saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai 
aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
mungkin dua-duanya, mungkin kau saja
tentu terlebih sering, imankulah yang compang camping

kubaca firman persaudaraan Ukhti sayang 
dan aku makin tahu, mengapa dikala lain diancamkan;
"para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa"

dari : Dalam dekapan ukhuwah